-->

Cara Membuat Bahan Penjernih Air

Penyediaan air bersih sampai saat ini sepertinya belum menjadi satu permasalahan yang serius dan mendesak bagi mayoritas penduduk Indonesia. Sebab letak geografis Indonesia yang berada di garis katulistiwa yang dianugerahi 2 musim sangat memungkinkan ketersediaan air yang sangat melimpah.

Meski ada beberapa bagian wilayah di Negara ini yang sudah mengalami permasalahan air bersih dari tahun ke tahun.

Daerah khusus ibukota Jakarta pun sebenarnya sudah mengalami sedikit kesulitan tentang ketersediaan air bersih, dan diperkirakan akan makin bertambah parah beberapa puluh tahun ke depan.
Hal ini sejalan dengan prediksi para ahli bahwa beberapa puluh tahun ke depan, tidak hanya Jakarta, namun di berbagai belahan penjuru dunia akan mempunyai masalah yang serius mengenai ketersediaan air bersih.

Itulah sebabnya sebuah sharing kecil tentang pengetahuan praktis untuk pengolahan air bersih semestinya tidak ada ruginya.

Sebagaimana telah diketahui, prinsip dasar dalam pengolahan air bersih – mengacu dan merujuk pada metode pengolahan air bersih seperti yang dilakukan oleh PDAM misalnya - secara sederhana dapat digambarkan dalam 3 proses utama sebagai berikut :

1. Proses penghilangan kotoran kasar
Langkah ini merupakan sebuah metode untuk mengilangkan segala kotoran kasar atau kotoran besar atau kotoran yang bisa tertampak oleh pandangan mata dari dalam air. Bisa dilakukan dengan metode penyaringan atau pengapungan dan atau metode pemisahan sejenis lainnya. Pada proses ini akan lebih banyak digunakan metode fisis.

2. Proses penghilangan kotoran halus
Yaitu kotoran yang terlarut, tersuspensi, teremulsi dan atau kotoran lain yang tidak kasat mata. Dapat berupa pengendapan ( sedimentasi ) atau floatasi atau metode sejenis lainnya. Proses ini akan lebih banyak menggunakan metode chemis.

3. Proses disinfektasi
Yaitu langkah terakhir untuk membinasakan bakteri atau jasad renik lain yang mungkin terikt dalam air.

Untuk proses (1) berupa metode fisik cukup mudah dilakukan dan sudah umum diketahui.
Sehingga bahasan akan dititik beratkan pada proses (2) karena sebenarnya langkah inilah yang merupakan inti dari proses pengolahan air bersih.

Untuk penghilangan kotoran halus selalu digunakan metode fisis, sehingga akan dibutuhkan bahan kimian yang digunakan untuk melakukan proses sedimentasi ( pengendapan ).

Secara singkat cara kerja bahan kimia dalam penjernihan air dapat digambarkan sebagai berikut :

- kotoran halus dalam air diberikan “muatan” yang berkebalikan sehingga ia akan membentuk sebuah gumpalan. Kotoran bermuatan (-), bahan kimia bermuatan ( + ).

- Setelah membentuk gumpalan ditambahkan lagi bahan kimia untuk membuat gumpalan tersebut menjadi lebih besar

- Ketika gumpalan besar telah terbentuk, maka kotoran akan menjadi berat sehingga dapat dengan mudah dapat diendapkan dan dipisah dari air.

- Air yang telah terpisah dari endapan ditapis / dipisahkan.
Baru setelah itu ditambahkan disinfektan.

Untuk tujuan inilah maka bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan air bersih adalah :

1. Koagulan
Yaitu bahan kimia yang berfungsi untuk membentuk gumpalan ( kecil ). Dapat berupa tawas ( alum ), senyawa besi ( Fero-feri sulfat ) atau bahan kimia lain sejenis.

2. Flokulan
Yaitu bahan kimia yang berfungsi untuk membentuk gumpalan yang lebih besar dan lebih berat. Biasanya digunakan senyawa kimia yang mempunyai rantai panjang ( polimer ). Di pasaran biasanya dijual dalam bahan kimia yang bermerek.

3. Disinfektan
Berfungsi untuk membunuh bakteri atau kuman. Bahan kimia yang paling mudah, paling umum dan paling murah digunakan adalah kaporit atau senyawa kaporit lainnya.

Bahan kimia yang digunakan dan cara membuat bahan penjernih air

Sebagai contoh, bahan-bahan yang berikut akan digunakan untuk menjernihkan 1 meter kubik air kotor ( air hujan, air sungai atau sejenisnya ).

● Bahan-bahan penjernih air

1. Koagulan
Bisa tawas atau Alum ( Senyawa Alumunium Powder ). Tapi disarankan pilih Alum karena lebih efektif dan efisien. Untuk menjernihkan 1 meter kubik air kotor dibutuhkan Alum sekitar 80 sampai 100 gram ( tergantung kondisi air ), dengan asumsi dosisnya adalah 80 – 100 ppm ( Ini adalah dosis optimal untuk menjernihkan air kotor ). Agar proses penjernihan sempurna, larutkan Alum terlebih dulu dalam air bersih sebelum digunakan.

2. Flokulan
Dapat dipilih merek flokulan yang dikehendaki. Jumlah penggunaan sekitar 4 sampai 6 gram untuk setiap 1 meter kubik air kotor ( asumsi 4 – 6 ppm ). Juga perlu dilarutkan terlebih dulu dalam air.

3.Disinfektan
Bisa digunakan kaporit atau kaporit cair. Jumlah yang digunakan sekitar 0,2 gram ( asumsi 0,2 ppm )

●Langkah penggunaan bahan penjernih air

- Tampung air kotor ( 1 meter kubik ) dalam sebuah wadah atau tempat
- Tambahkan larutan koagulan sedikit demi sedikit sambil diaduk sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil
- Hampir secara bersamaan masukkan pula larutan flokulan sedikit demi sedikit sehingga terbentuk gumpalan kotoran besar yang mudah diendapkan
- Ketika telah terbentuk kotoran besar yang mudah mengendap ( floc ) hentikan pengadukan dan biarkan beberapa saat sampai floc mengendap sempurna di alam wadah
- Setelah kotoran mengendap sempurna, tapiskan dan pisahkan air bersihnya
- Baru ditambahkan larutan disinfektan

Cara di atas adalah contoh apabila proses penjernihan air dilakukan secara Batch ( kontinyu ).
Dan bisa juga dilakukan secara kontinyu dengan menambahkan injeksi bahan kimia secara kontinyu pula. Itulah sedikit berbagi tentang cara membuat formulasi bahan penjernih air.
Bila ada masukan sanggahan atau pertanyaan silahkan komentar di bawah.

Berkaitan dengan artikel di atas sebaiknya lihat juga :

Semoga bermanfaat.